Jakarta – Dinas Sosial DKI Jakarta memulangkan 176 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) ke daerah asal mereka pada Jumat (19/8) pekan lalu.
Para PMKS tersebut dipulangkan ke dua daerah, 88 PMKS dipulangkan ke Jawa Tengah dan 88 PMKS dipulangkan ke Jawa Barat.
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Masrokhan mengatakan, pemulangan PMKS ke daerah asal merupakan salah satu langkah percepatan penanganan PMKS di Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, pemulangan PMKS dilakukan agar mereka dapat berkumpul kembali dengan keluarganya dan diharapkan dapat membangun desanya masing-masing.
“Jumat kemarin, kami telah memulangkan masing-masing 88 PMKS ke daerah asalnya, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kami harap saat mereka kembali ke daerah asal, mereka dapat bertemu kembali dengan keluarganya dan membangun desanya,” kata Masrokhan, Jakarta, Senin (22/9).
Ratusan PMKS ini dipulangkan ke daerah asal dengan menggunakan bus. Seluruh biaya pemulangan ditanggung oleh Dinas Sosial DKI.
Masrokhan menegaskan, Kota Jakarta tidak memberi peluang sedikit pun bagi PMKS, seperti gelandangan dan pengemis melakukan aktivitasnya di pinggir-pinggir jalan Ibu Kota. Seluruh perempatan jalan sudah dijaga secara ketat oleh para petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) dari pagi hingga malam hari.
“Begitu juga di jembatan penyeberangan orang (JPO), dilakukan patroli dan penjangkauan setiap hari baik yang dilakukan oleh tim penjangkauan dari unsur dinas maupun suku dinas sosial di lima wilayah kota administrasi, juga Satpol PP,” ujarnya.
Hingga Agustus 2014, Masrokhan mengungkapkan Dinas Sosial DKI telah berhasil menertibkan sekitar 7.000 PMKS dari berbagai latar belakang masalah atau kondisi, seperti gangguan jiwa, lanjut usia, penyandang disabelitas, anak jalanan, waria, dan joki three in one.
Namun usaha yang dilakukan dinas sosial dalam melakukan percepatan penanganan PMKS membutuhkan partisipasi masyarakat, dengan tidak memberikan sedekah kepada para pengemis.
“Karena hal tersebut secara tidak langsung telah mendidik masyarakat menjadi malas dan hidupnya selalu menggantungkan kepada orang lain. Juga berharap masyarakat secara bersama-sama menjaga Kota Jakarta agar bersih dari PMKS, seperti halnya kota-kota internasional lainnya,” tukasnya.
Penulis: Lenny Tristia Tambun/FAB
Senin, 22 September 2014 | 08:49
Megapolitan (Berita Satu)